Daun, Angin & Pohon


Orang-orang memanggilku ANGIN.
Aku menyukai dia yang aku panggil DAUN.


Aku tahu DAUN telah melekatkan hati dan perasaannya pada sang POHON.
Untuk itu aku harus menjadi ANGIN yang kuat,
sehingga DAUN mau memberikan perhatiannya padaku,
supaya DAUN bisa memberikan kepercayaan padaku,
bahwa aku akan menjaganya dan melindunginya sekuat tenagaku, dengan segenap perasaanku.

Selama lebih dari dua tahun ini aku selalu memperhatikan DAUN.
Dan sampai hari ini, sudah lebih dari 20x aku menyatakan cinta padanya.
Tapi dia tetap tidak bergeming.


Aku menyukai DAUN yang sederhana dan apa adanya,
pembawaannya yang lembut dan bersahaja,
keramahan dan senyumnya yang tulus ,
kepandaiannya menemukan keindahan di balik hal-hal kecil di sekelilingnya.



Aku tahu DAUN sering memperhatikan POHON, melihatnya dari kejauhan.
ketika DAUN sedang berkumpul bercanda dengan teman-temannya,
DAUN sering mencuri-curi pandang ke POHON.

Aku tahu DAUN sering serba salah dengan perasaannya.
Ketika POHON punya pacar baru yang entah keberapa, ada cemburu di matanya.
Ketika POHON putus dari pacarnya yang entah keberapa, ada sedikit kelegaan di wajahnya.


Pernah satu saat kulihat dia menangis sendiri di sudut itu.
Aku tau saat itu hatinya terluka oleh POHON.
Aku turut sedih melihat dia menangis,


aku ingin mendekatinya, tapi dia mengatakan dia hanya ingin sendiri.
Esok harinya matanya yang teduh kelihatan sembab.
Aku mendekatinya, aku membelainya dengan desiranku yang lembut
dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya,
aku baik-baik saja” katanya pendek.


Esok hari berikutnya aku lihat dia sudah tersenyum riang ditemani POHON,
aku hampiri dan hanya menyapa mereka berdua.


Hampir tiap hari kusempatkan menengoknya,
kadang kutemani dia dengan tarianku,
kubawakan dia cerita-cerita buah perjalananku.


Kadang dia tertawa-tawa mendengarnya.
Wah…aku senang sekali melihat senyum dan tawanya.
Aku ikut tertawa melihat dia tertawa.


Suatu hari tiba-tiba ia menengadahkan kepalanya padaku.

Rasanya aku hampir tidak percaya.

DAUN ku…aku akan menjagamu….
aku akan menemanimu sepanjang hidupku…..
karena aku sangat menyayangimu..


Hari itu DAUN kubawa menuju senja, tempat yang dia sangat sukai.
Aku membawanya bersamaku.



Aku takut merusak DAUN yang tampak lusuh dan ringkih,
aku tau masih ada ragu dihatinya untuk meninggalkan POHON.
Sejurus kulihat dia menoleh ke arah POHON, mungkin mengharap POHON memintanya untuk tinggal, tapi POHON hanya melambaikan tangannya.
DAUNku pun akhirnya memantapkan langkahnya…bersamaku…menuju senja..

*****

Inilah aku, orang-orang memanggilku POHON.
Mengapa POHON ?, karena aku punya akar yang kuat,
karena aku mampu berdiri dengan kokoh dan tegar.
Karena aku punya banyak daun.


Dan begitulah, aku sudah berpacaran sebanyak 5 kali.
Namun sebenarnya kekasihku hanya satu.
Dialah tempat dimana kutitipkan lebih dari separuh hatiku,
tapi aku tidak punya keberanian untuk mengatakan padanya.


Senja itu kulihat DAUN pergi bersama ANGIN, menuju senja…..
senja yang sangat dia suka.
Aku menyaksikan dari tempatku berdiri ,
DAUN menoleh ke arahku.
Kulambaikan tanganku padanya.


DAUN hanya tertunduk.

Sejurus langkahnya agak meragu, tapi kemudian dia berjalan dengan mantap bersama ANGIN.

Dia tampak begitu anggun, tubuhnya kemilau keemasan, memantulkan cahaya senja.
Semakin lama dia semakin jauh, hanya siluet, hingga akhirnya hanya tinggal titik hitam.


Di ujung sana kulihat langit menyemburkan warna lain…


”HEY..itu, ya..sekarang aku bisa menjawabmu.
Kali ini langit bereksperimen dengan warna lain.
Ada semburat merah-keunguan, merah jambu, nila ahh…apapun namanya.!!”

Tapi….siapa pada siapa aku berteriak ?
siapa yang bisa memaknai senja sedalam dirimu ???


Perlahan lahan kurasakan kakiku mulai dingin, rupanya hari sudah mulai gelap.

Senja telah berlalu, matahari benar-benar tenggelam, dan DAUN telah meninggalkan POHON.

----Selesai----




Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Daun, Angin & Pohon"

Post a Comment